Judul asli dari cupcakes ini "Best chocolate cupcakes", tentunya membuat sy penasaran ingin mencoba seberapa " best " kah cuppies ini. Dan salah satu ingredients nya sudah lama sy nanti2,  pun menjadikan sy penasaran juga :),...."buttermilk". Jika di rasakan memang mirip dengan yogurt, tetapi  ternyata ada perbedaan  antara yoggurt dan buttermilk.
Dari beberapa sumber yg di baca , perbedaanya adalah , dari bacteria ( bacteria yg menguntungkan tentunya :) ) yg di pakai dalam proses fermentasinya. Buttermilk terbentuk dari proses fermentasi susu itu sendiri, sedang yogurt adalah susu yg di tambahkan bakteri untuk  proses fermentasinya. Dan di lihat dari komposisi  yg terdapat di kedua produk tersebut, yogurt mempunyai nilai lebih untuk kesehatan penceraan. ( read more.....).


Dari resep cupcakes yg sudah penah di coba, penggunaan yogurt ataupun buttermilk sebagai bahan dasarnya, membuat cupcakes  moist dan lembut. Menurut pendapat sy,  perbedaan hanya pada kepadatannya saja  Untuk cupcakes coklat kali ini, tekturnya lebih padat , meyerupai muffin jika boleh di bilang.
Sy kurang suka , tetapi dua putri sy mencarinya meskipun sudah hari ke tiga , hehehe. Semua snack yg berbahan dasar coklat memang favorite mereka berdua :).
Sesuatu yg baru ada pada frosting dan telur yg di pakai, resep ini menggunaan coklat bubuk sebagai salah satu bahan frostingnya, dan satu butir telur saja!
Resep  "125 best Cupcake recipies" oleh Julie Hasson.

Satu yg fresh ini idenya datang begitu saja, ketika sedang hopeless memikir menu buka puasa apa ya selanjutnya :D. Wow susahnya jadi ibu rumah tangga yg ingin selalu perfect :)..yg selalu ingin melihat muka2 takjub  para penikmat baking , lalu memberi compliment..."ini great ibu !".

Aroma fresh orange, smooth  juicynya pepaya dan mangga membuat sy curious jika semua bahan itu di campur. Btw.....jika berbicara tentang buah2an tropical yg di jual di Doha ( termasuk pepaya dan mangga tadi ), memang pedih :D.
Jadi ingat buah2 tsb di jual dengan harga terjangkau di pasar tradisional ataupun swalayan di Indonesia. Bukan hal yg aneh jika buah2an tersebut di jual dengan harga yg unbelievable hehehe..., tetapi jika rindu what to do :). Seperti pepaya kecil dari Thailand, harganya bisa sepuluh kali lipat dari harga pepaya yg biasa ibu beli di rumah ( beliau menyebut itu pepaya Thailand, padahal di budidayakannya disekitar  daerah kami tinggal :) ).
 Kembali ke perpaduan bahan tadi, ternyata   fantastic.   Manis, asam berpadu jadi satu dan yg membuat sy suka adalah perpaduan warna nya, cantik sekali. Saya menambahkan air gula yg di rebus dahulu, karena di sana orange kebanyakan rasanya asam. Lebih nikmat jika di dinginkan terlebih dahulu, oh ya, sy menambahkan beberapa helai daun mint , oh no..! daun yg satu ini membuat sy mabuk kepayang,  I love it so much ! :).

Hmm...lontong ya..:). Mengingatkan jaman dulu pas ibu mertua minta tolong untuk di buatkan lontong...oh..tolongg....!!!. Jangan kan membuat , makan pun tidak karena kebetulan sy tidak suka lontong. Jika tidak salah, sampai sempat interlokal tante sy haha..tetapi tetap itu lontong tidak tertolong :D. Malu, marah, pasrah mungkin begitulah rasanya saat itu.

Tapi itu dulu ..aha!, selalu  ada sisi positif tinggal jauh dengan kerabat dekat, teman2 yg lain sepertinya mengalami hal  sama. Semuanya yg tadinya tidak mungkin menjadi ada dan mudah :). Seperti juga dengan lontong ini.

Selama ini jika membuat lontong, sy menggunakan plastik tahan panas yg sengaja di bawa dari tanah air. Btw...jangan di kira , perjalanan membuat lontong juga di sertai kegagalan yg lebih dari sekali aihh, dari yg terlalu lembek sampai keras sekali. Sampai pada 2 tahun lalu sy mendengar cerita teman ada cetakan lontong yg terbuat dari alumunium bisa di alas menggunakan daun, sehingga hasil akhirnya cantik karena warna hijau daunnya.

Dan sy pun selalu terlambat ( kebiasaan yg sudah melekat :D ), baru setelah mudik Juni kemarin membeli cetakan tersebut. Terbukti lebih praktis kok, dan hasilnya oke karena lebih rapi dan mudah di potong. Seperti yg di ceritakan sahabat , dia selalu menggunkan campuran beras basmati dan beras biasa. Sy menggunakan beras calrose rice sebagai campuran nya. Pernah memakai calrose saja sbg bahan dasarnya ternyata lembek, kurang kenyal, lain jika di campur beras basmati. Beras basmati yg mempunyai ukuran lebih panjang ( long grain )dari beras biasa , jika sudah di masak tekturnya lembut dan halus tetapi rasanya sedikit pera ( kering ) , bagi yg tidak biasa dan tidak suka pasti lebih memilih jasmine rice atau beras yg berbutir pendek , sedang pada umumnya. Karena sedikit kering inilah yg menyebabkan lontong menjadi kenyal, itu hanya asumsi sy :). Selamat mencoba..